Monday, July 6, 2015

Siaran Langsung dari Makkah dan Madinah

Siaran langsung online streaming dari Masjidil Haram Makkah dan Madinah Live non stop 24 jam. Semoga siaran ibadah langsung dari Makkah Live ini bisa menjadi obat ketika kita rindu pada BaitullahNya.. Amiin Ya Robbal Alamiin

البث المباشر من المسجد الحرم البث المباشر من المسجد النبوي 


1. Masjidil Haram
Letak: Mekkah, Arab Saudi
Koordinat geografi: 21,422°LU 39,826°BT
Kapasitas: 900,000 (menjadi 4.000.000 pada musim haji)
Menara: 9
Tinggi menara: 89 meter (292 kaki)

Masjidil Haram (bahasa Arab: المسجد الحرام) adalah sebuah masjid di kota Makkah, yang dianggap sebagai tempat paling sakral menurut umat Islam. Masjid ini juga merupakan tujuan utama dalam ibadah haji. Masjid yang dibangun mengelilingi Ka’bah ini menjadi arah kiblat bagi seluruh umat Islam ketika mengerjakan ibadah Sholat. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar di dunia.

Imam Besar masjid ini adalah Syaikh Abdurrahman As-Sudais, seorang imam yang dikenal dalam membaca Al Qur’an dengan artikulasi yang jelas dan suara yang merdu.

Muadzin besar dan paling senior di Masjid Al-Haram adalah Ali Mulla yang suara adzannya sangat terkenal di seluruh media international



Sejarah

Menurut kepercayaan umat Islam, Ka’bah atau nama lain dari Bakkah ini pertama kali yang membangunnya adalah Nabi Adam. Dan kemudian dilanjutkan pada masa Nabi Ibrahim bersama dengan anaknya, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail bukanlah yang membangun Ka'bah, namun hanya meninggikan dasar – dasar Ka’bah sekaligus membangun masjid di sekitar Ka’bah tersebut. Ka’bah terletak di tengah masjidil Haram: tingginya mencapai lima belas hasta; bentuknya berupa kubus batu besar.


Selanjutnya perluasan Masjidil Haram dimulai pada tahun 638 Hijriyah oleh Amirul Mu'minin, Sayyidina Umar bin Khattab, dengan membeli rumah-rumah di sekeliling Ka’bah dan diruntuhkan untuk tujuan perluasan Masjidil Haram, dan kemudian pembangunan dilanjutkan lagi pada masa khalifah Usman bin Affan sekitar tahun 647 M.



Makkah Live


Menurut sebuah hadits shahih, satu kali sholat di Masjidil Haram pahalanya sama dengan 100.000 kali sholat di masjid-masjid lain, kecuali Masjid Nabawi Madinah dan Masjidil Aqsha. Satu kali shalat di Masjid Nabawi sama dengan 1.000 kali sholat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Adapun satu kali shalat di Masjidil Aqsha sama dengan 250 kali sholat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.


Semua umat islam diperintahkan oleh Allah SWT untuk memalingkan wajahnya / hatinya ke arah masjidil haram dimanapun berada, hal ini diperkuat dengan firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 149 dan 150. perintah ini hampir sama derajatnya dengan perintah Allah yang lain seperti hal melakukan sholat, zakat, puasa, haji sebagai wujud hati yang terikat dan ingat kepada Allah dalam segala hal duniawi ini.




2. Masjid Nabawi


Letak: Madinah, Arab Saudi
Koordinat geografi: 24,468333°LU 39,610833° BT
Gaya arsitektur: Klasik dan Kontemporer Islamic; Ottoman; Mamluk revivalist
Kapasitas: 600.000 (bertambah menjadi 1.000.000 pada musim haji)
Menara: 10
Tinggi menara: 105 meter (344 kaki)

Masjid Nabawi, adalah salah satu mesjid terpenting yang terdapat di Kota Madinah, Arab Saudi karena dibangun oleh Nabi Muhammad S.A.W dan menjadi tempat makam dia dan para sahabatnya. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar ke-2 di dunia, setelah Masjidil Haram di Mekkah.

Sejarah

Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah S.A.W, setelah Masjid Quba yang didirikan dalam perjalanan hijrah dia dari Mekkah ke Madinah. Masjid Nabawi dibangun sejak saat-saat pertama Rasulullah S.A.W. tiba di Madinah, yalah di tempat unta tunggangan Nabi S.A.W. menghentikan perjalanannya. Lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah kurma milik anak yatim dua bersaudara Sahl dan Suhail bin ‘Amr, yang kemudian dibeli oleh Rasulullah S.A.W. untuk dibangunkan masjid dan tempat kediaman dia.

Awalnya, masjid ini berukuran sekitar 50 m × 50 m, dengan tinggi atap sekitar 3,5 m[3] Rasulullah S.A.W. turut membangunnya dengan tangannya sendiri, bersama-sama dengan para shahabat dan kaum muslimin. Tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan tanah, sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma. Sebagian atapnya dibiarkan terbuka begitu saja. Selama sembilan tahun pertama, masjid ini tanpa penerangan di malam hari. Hanya di waktu Isya, diadakan sedikit penerangan dengan membakar jerami.


Miniatur dari rekonstruksi Masjid Nabawi sesuai bentuk asal di masa Nabi Muhammad SAW.
Miniatur dari rekonstruksi Masjid Nabawi sesuai bentuk asal di masa Nabi Muhammad SAW.

Miniatur dari rekonstruksi rumah nabi Muhammad S.A.W yang menempel di dinding masjid Nabawi.
Miniatur dari rekonstruksi rumah nabi Muhammad S.A.W yang menempel di dinding masjid Nabawi.

Kemudian melekat pada salah satu sisi masjid, dibangun kediaman Nabi S.A.W. Kediaman Nabi S.A.W ini tidak seberapa besar dan tidak lebih mewah dari keadaan masjidnya, hanya tentu saja lebih tertutup. Selain itu ada pula bagian yang digunakan sebagai tempat orang-orang fakir-miskin yang tidak memiliki rumah. [1] Belakangan, orang-orang ini dikenal sebagai ahlussufah atau para penghuni teras masjid.

Setelah itu berkali-kali masjid ini direnovasi dan diperluas. Renovasi yang pertama dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 17 H, dan yang kedua oleh Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 29 H. Di zaman modern, Raja Abdul Aziz dari Kerajaan Saudi Arabia meluaskan masjid ini menjadi 6.024 m² pada tahun 1372 H. Perluasan ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Raja Fahd pada tahun 1414 H, sehingga luas bangunan masjidnya hampir mencapai 100.000 m², ditambah dengan lantai atas yang mencapai luas 67.000 m² dan pelataran masjid yang dapat digunakan untuk salat seluas 135.000 m². Masjid Nabawi kini dapat menampung kira-kira 535.000 jemaah. [3]

Keutamaan Masjid Nabawi

Keutamaannya dinyatakan oleh Nabi S.A.W, sebagaimana diterima dari Jabir ra. (yang artinya):
“Satu kali salat di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali salat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram. Dan satu kali salat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali salat di masjid lainnya.” (Riwayat Ahmad, dengan sanad yang sah) [4]

Diterima dari Anas bin Malik bahwa Nabi S.A.W bersabda (yang artinya):

“Barangsiapa melakukan salat di mesjidku sebanyak empat puluh kali tanpa luput satu kali salat pun juga, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah ia dari kemunafikan.” (Riwayat Ahmad dan Thabrani dengan sanad yang sah) [4]

Dari Sa’id bin Musaiyab, yang diterimanya dari Abu Hurairah, bahwa Nabi S.A.W bersabda (yang artinya):

“Tidak perlu disiapkan kendaraan, kecuali buat mengunjungi tiga buah masjid: Masjidil Haram, masjidku ini, dan Masjidil Aqsa.” (Riwayat Bukhari, Muslim dan Abu Dawud) [5]

Berdasarkan hadis-hadis ini maka Kota Medinah dan terutama Masjid Nabawi selalu ramai dikunjungi umat Muslim yang tengah melaksanakan ibadah haji atau umrah sebagai amal sunnah.


Raudlah

Salah satu bagian Masjid Nabawi terkenal dengan sebutan Raudlah (taman surga). Doa-doa yang dipanjatkan dari Raudlah ini diyakini akan dikabulkan oleh Allah swt.

Masjid Nabawi saat berumur 1 tahun.
Masjid Nabawi saat berumur 1 tahun.


Raudlah terletak di antara mimbar dengan makam (dahulu rumah) Rasulullah S.A.W. Diterima dari Abu Hurairah, bahwa Nabi S.A.W bersabda (yang artinya):

“Tempat yang terletak di antara rumahku dengan mimbarku merupakan suatu taman di antara taman-taman surga, sedang mimbarku itu terletak di atas kolamku.” (Riwayat Bukhari) [6]

Makam Nabi Muhammad S.A.W

Rasulullah S.A.W dimakamkan di tempat meninggalnya, yakni di tempat yang dahulunya adalah kamar Ummul Mukminin Aisyah ra., isteri Nabi S.A.W. Kemudian berturut-turut dimakamkan pula dua shahabat terdekatnya di tempat yang sama, yakni Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin Khattab [7]

Karena perluasan-perluasan Masjid Nabawi, ketiga makam itu kini berada di dalam masjid, yakni di sudut tenggara (kiri depan) masjid. Sedangkan Aisyah dan kebanyakan shahabat yang lain, dimakamkan di pemakaman umum Baqi. Dahulu terpisah cukup jauh, kini dengan perluasan masjid, Baqi jadi terletak bersebelahan dengan halaman Masjid Nabawi.




Sumber: Wikipedia.org


EmoticonEmoticon